Efektivitas Aktivator Mikroorganisme Lokal Limbah Sayur, EM4, dan Kotoran Sapi pada Pembuatan Kompos dari Limbah Sayur di Pasar Flamboyan

Ukhfiya Dewantari(1*), Arifin Arifin(2), Aini Sulastri(3), Isna Apriani(4), Hendri Sutrisno(5)

(1) Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 78115, Indonesia
(2) Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 78115, Indonesia
(3) Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 78115, Indonesia
(4) Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 78115, Indonesia
(5) Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 78115, Indonesia
(*) Corresponding Author

DOI: https://doi.org/10.25077/dampak.19.2.73-82.2022
Copyright (c) 2023 Ukhfiya Dewantari, Arifin Arifin, Aini Sulastri, Isna Apriani, Hendri Sutrisno

Abstract


Flamboyan is a market located in Pontianak City which produces organic waste with a percentage of 89.57%. The high level of organic waste produced at the Flamboyan Market can cause organic waste to decompose and cause unpleasant odors and become a vector of disease so that sanitation and environmental aesthetics decline. Therefore, it is necessary to handle the waste by composting. The purpose of this study was to determine the physical quality and chemical quality of compost based on color, odor, texture, temperature, pH, humidity, C/N ratio, nitrogen content (N), phosphorus content (P), and potassium content (K) against PERMENTAN No. 70 of 2011 and identified the effect of local microorganism activator of vegetable waste, EM4 and cow dung on the quality of compost maturity. This research method is aerobic composting with vegetable waste as the basic ingredients and the addition of local microorganism activator of vegetable waste, EM4 activator and cow dung activator with composting time of 35 days and using the same number of microorganisms, which is 7,850,000 cells. The results obtained, composting using the same number of microorganisms as many as 7,850,000 cells gave the best compost results in cow dung activator which is an effective activator in making compost in this study with parameters that have met quality standards consisting of a temperature of 31oC, pH of 5.8, blackish brown color, smell like soil, fine texture, potassium (K) content of 4.4%, C-Organic content of 32.9% and compost C/N ratio of 23.54 and MOL activator, EM4 and cow dung did not have a different effect on compost maturity. Keywords: Activator, Compost, EM4, Cow Dung, Local Microorganisms, Vegetable Waste

A B S T R A K

Flamboyan merupakan pasar yang terletak di Kota Pontianak yang menghasilkan sampah organik dengan persentase 89,57%. Tingginya kadar sampah organik yang dihasilkan di Pasar Flamboyan dapat menyebabkan sampah organik terurai dan menimbulkan bau tidak sedap serta menjadi vektor penyakit sehingga sanitasi dan estetika lingkungan menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan sampah dengan cara pengomposan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu fisik dan mutu kimia kompos berdasarkan warna, bau, tekstur, suhu, pH, kelembaban, rasio C/N, kandungan nitrogen (N), kandungan fosfor (P), dan kandungan kalium. (K) terhadap PERMENTAN No. 70 Tahun 2011 dan mengidentifikasi pengaruh aktivator mikroorganisme lokal limbah sayuran, EM4 dan kotoran sapi terhadap kualitas kematangan kompos. Metode penelitian ini adalah pengomposan aerobik dengan bahan dasar limbah sayuran dan penambahan aktivator mikroorganisme lokal limbah sayuran, aktivator EM4 dan aktivator kotoran sapi dengan waktu pengomposan 35 hari dan menggunakan jumlah mikroorganisme yang sama yaitu 7.850.000 sel. Hasil yang didapatkan, pengomposan dengan menggunakan jumlah mikroorganisme yang sama sebanyak 7.850.000 sel memberikan hasil kompos terbaik pada aktivator kotoran sapi yang merupakan aktivator yang efektif dalam pembuatan kompos pada penelitian ini dengan parameter yang telah memenuhi baku mutu yang terdiri dari suhu 31oC, pH 5,8, warna coklat kehitaman, berbau seperti tanah, tekstur halus, kandungan Kalium (K) 4,4%, kandungan C-Organik 32,9% dan rasio C/N kompos 23,54 dan aktivator MOL, EM4 dan kotoran sapi tidak memiliki efek yang berbeda pada kematangan kompos. Kata Kunci: Aktivator, Kompos, EM4, Kotoran Sapi, Mikroorganisme Lokal, Limbah Sayur


Keywords


Keywords: Activator, Compost, EM4, Cow Dung, Local Microorganisms, Vegetable Waste

Full Text:

PDF

References


Azmiyah, N., Purnaini, R., dan Indrayadi, M. 2014. Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Di Kawasan Pasar Flamboyan Kota Pontianak. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah. ISSN 2622-2884. Vol. 1 (1).

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/11 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenahan Tanah. Kementrian Pertanian Republik Indonesia : Jakarta.

Maharani, J. 2021. Pemanfaatan Limbah Jerami Padi, Sampah Sayur Dan Serbuk Gergaji Sebagai Pupuk Kompos Dengan Metode Berkeley Dan Menggunakan Variasi Aktivator. Skripsi. Universitas Tanjungpura: Pontianak.

Maryani, S. 2016. Potensi Campuran Sampah Sayuran Dan Kotoran Sapi Sebagai Penghasil Biogas. Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim : Malang.

Mirwan, M. 2015. Optimasi Pengomposan Sampah Kebun Dengan Variasi Aerasi Dan Penambahan Kotoran Sapi Sebagai Bioaktivator. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. Vol. 4 (1).

Mokodompis, D., Budiman., dan Baculu, E.P.H. 2018. Efektivitas Mikroorganisme Lokal Mol Limbah Sayuran Dan Buah- Buahan Sebagai Aktifator Pembutan Kompos. Jurnal Kolaboratif Sains. Vol. 1 (1).

Novita, E., Wahyuningsih, S., dan Pradana, H. A. 2018. Variasi Komposisi Input Proses Anaerobik Untuk Produksi Biogas Pada Penanganan Limbah Cair Kopi. Jurnal Agroteknologi. Vol. 12 (01).

Siburian, R. 2006. Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Inkubasi EM4 Terhadap Kalitas Kimia Kompos. Program Studi Teknik Kimia. Universitas Nusa Cendana : Nusa Tenggara Timur.

Standar Nasional Indonesia. 2006. SNI 01-2346-2006 Tentang Pengujian Organoleptik Dan Atau Sensori. Badan Standarisasi Nasional Indonesia : Jakarta.

Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2 (1) : 77-84.

Suwatanti, E.P.S., dan Widiyaningrum, P. 2017. Pemanfaatan MOL Limbah Sayur Pada Proses Pembuatan Kompos. Jurnal MIPA. Vol. 40 (1) : 1-6.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.