Analisis Kebijakan Pembentukan UPTD Laboratorium di Kab. Pesisir Selatan sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Konstruksi

Yosritzal Yosritzal(1*), Titi Kurniati(2), Eka Hasmatati Putri(3)

(1) Universitas Andalas
(2) Universitas Andalas
(3) Universitas Andalas
(*) Corresponding Author

DOI: https://doi.org/10.25077/dampak.16.2.116-122.2019
Copyright (c) 2019 Yosritzal Yosritzal, Titi Kurniati, Eka Hasmatati Putri

Abstract



Pesisir Selatan Regency is a large regency at the south part of West Sumatera Province, Indonesia. Pesisir Selatan is prone to earthquake disaster because its location is above a fault lines. Therefore, a good quality and standardize building is a must in the region. However, Pesisir Selatan has no certified laboratory to test material for construction job as part of the quality assurance. Furthermore, the limited access to big cities such as Padang, made it difficult to bring and test the material to Padang. As the access is limited, testing for construction material and samples was conducted in a non-certified laboratory provided by local government. The result of the laboratory test could not be accounted for because the laboratory has not been certified. Anticipating the potential disaster in the future, the local government decided to develop a proper laboratory unit called Unit Pelaksana Tugas Daerah Laboratorium (Laboratory Regency Task Force Unit). The main task of the unit is to develop a standardize laboratory and make a preparation for administering the laboratory certification. However, the development of the unit should be carefully studied because it will need a significant cost for development and maintain the equipment. This paper presents the feasibility study for the development of the unit based on their current condition and the prospective of income in the future. First, an audit of existing equipment, staffs, and building was conducted and then prospective of income was estimated. The audit of existing laboratory equipment and staffs was based on secondary data from the existing laboratory. Prospective income was estimated from spatial plans and long-term development plan of the regency. Furthermore, in order to know the opinion of government and the user of the laboratory, a questionnaire was distributed. Data shows that the development of the unit is feasible but some improvements should be conducted.

Keywords: Composition, Generation, Hazardous Solid Waste (HSW), Municipal service facilities

ABSTRAK

Kabupaten Pesisir Selatan adalah kabupaten besar di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pesisir Selatan rentan terhadap bencana gempa bumi karena lokasinya berada di atas garis patahan. Oleh karena itu, kualitas dan standardisasi bangunan yang baik adalah suatu keharusan di wilayah ini. Namun, Pesisir Selatan tidak memiliki laboratorium bersertifikat untuk menguji bahan untuk pekerjaan konstruksi sebagai bagian dari jaminan kualitas. Selain itu, terbatasnya akses ke kota-kota besar seperti Padang, membuatnya sulit untuk membawa dan menguji materi ke Padang. Karena aksesnya terbatas, pengujian untuk bahan bangunan dan sampel dilakukan di laboratorium non-sertifikasi yang disediakan oleh pemerintah daerah. Hasil uji laboratorium tidak dapat dipertanggungjawabkan karena laboratorium belum disertifikasi. Mengantisipasi potensi bencana di masa depan, pemerintah daerah memutuskan untuk mengembangkan unit laboratorium yang tepat yang disebut Unit Pelaksana Tugas Daerah Laboratorium. Tugas utama unit ini adalah mengembangkan laboratorium ter standardisasi dan membuat persiapan untuk administrasi sertifikasi laboratorium. Namun, pengembangan unit harus dipelajari dengan hati-hati karena akan membutuhkan biaya yang signifikan untuk pengembangan dan pemeliharaan peralatan. Makalah ini menyajikan studi kelayakan untuk pengembangan unit berdasarkan kondisi mereka saat ini dan prospek pendapatan di masa depan. Langkah pertama yang dilakukan adalah audit terhadap peralatan, staf, dan bangunan yang ada dan berikutnya dilakukan estimasi pendapatan ketika laboratorium beroperasi. Audit peralatan dan staf laboratorium yang ada didasarkan pada data sekunder dari laboratorium yang ada. Pendapatan prospektif diperkirakan dari rencana tata ruang dan rencana pembangunan jangka panjang kabupaten. Selanjutnya, dilakukan pembagian kuesioner untuk mengetahui pendapat pemerintah dan pengguna laboratorium. Data menunjukkan bahwa pengembangan unit ini layak tetapi beberapa perbaikan harus dilakukan.
Kata kunci: Komposisi, Pembangkitan, Limbah Padat Berbahaya (HSW), fasilitas layanan kota

 

 


Keywords


Composition, Generation, Hazardous Solid Waste (HSW), Municipal service facilities

Full Text:

PDF

References


Bappeda Pessel (2010) Dokumen Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2010-2030, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 12 Tahun 2008 tentang Kajian Pembentukan dan Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis.

SNI ISO/IEC 17025 (2008) tentang Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

Yosritzal, Purnawan, Putri, EE., Ratu, E.K. (2018), “Priority setting for competency development training topic for road construction site managers to reduce the risk of construction failure”. MATEC Web of Conference, 229, 01003 (2018)




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.